LEGOWO CERDAS SEJAHTERA
Pengabdian kepada masyarakat merupakan elemen Tri Dharma Perguruan Tinggi. Karenanya, baik mahasiswa maupun dosen harus mengenal anatomi masyarakat dengan penderitaannya sehingga bagaimana Perguruan Tinggi mengentaskan masyarakat yang terpinggirkan tersebut dengan peran-peran ekonomi.
Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus. Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi: di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah Tenggara Madiun tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno (3.239 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Wayang (2.198 meter), Gunung Kawi (2.681 meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter); pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.192 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan: Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter) dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.332 meter).
Legowo Cerdas Sejahtera (LCS) merupakan wadah FLipMAS (Forum Layanan ipteks bagi Masyarakat) yang menghimpun dan menggerakkan kemahiran profesional pelaksana pengabdian kepada masyarakat Perguruan Tinggi dalam mengaktualisasikan peradaban masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Peran LCS dalam FLipMAS LEGOWO
Peran LCS dalam FLipMAS LEGOWO yakni memperkuat solidaritas, kebersamaan, persatuan dan kesatuan serta memupuk saling pengertian dangan sesama yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap upaya pembangunan dan pengembangan masyarakat, dengan cara:
Publikasi Hasil Pengabdian
Hasil dari produk penelitian dan pengabdian LCS dipublikasikan kedalam Jurnal Difusi Ipteks Legowo. Jurnal Difusi Ipteks Legowo menerbitkan dua isu per tahun yang berkaitan dengan praktik dan proses keterlibatan komunitas. Jurnal ini mengundang para akademisi, praktisi dan perwakilan masyarakat untuk mengeksplorasi isu-isu dan merefleksikan praktik-praktik yang berkaitan dengan keseluruhan aktivitas yang terlibat.
Produk Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian
Bibit Anggrek Botolan dengan Media Maigromix melalui Teknik Kultur Jaringan. Sebagian biji yang berkecambah sudah tumbuh menjadi PLB dan sebagian sudah disubkultur 2 kali pada media pembesaran dan siap jual. Pada 3 bulan pertama karena belum ada buah yang masak dari tanaman induk yang disilangkan maka perbanyakan bibit dilakukan dengan membeli PLB dari Mitra Anggrek Indonesia untuk diperbanyak pada media pembesaran sehingga pada bulan ke-2 sudah dihasilkan bibit botolan. Proses produksi dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Pusat Pengembangan Bioteknologi UMM.
Penurunan sumberdaya alam dan lingkungan mengakibatkan rendahnya kesuburan tanah dan degradasi lingkungan, sehingga diperlukan berbagai usaha untuk mengembalikan kesuburan tanah dan konservasi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan yang berdasar pada prakarsa petani dan masyarakat, baik pada bidang sumberdaya alamnya maupun pada lingkungan, sehingga diperoleh keseimbangan alam yang dapat meningkatkan produksivitas lahan dan lingkungan untuk kemasalahatan Masyarakat
Salah satu kendala yang dihadapi usaha peternakan ayam di desa Ganding, Sumenep adalah tingginya harga pakan yang memegang porsi 60−70% dari total biaya produksi, menjadikan usaha ini rentan terhadap gejolak harga pakan. Karena sebagian besar bahan baku pakan mengandalkan bahan impor, menjadikan usaha ini tetap labil dan berisiko tinggi terhadap depresiasi mata uang asing. Peternak ayam ras di desa ganding tidak berani memelihara ayam dalam jumlah lebih besar dikarenakan manajemen aset masih dikelola keluarga. Melalui pelatihan diharapkan peternak ayam dapat membuat pakan ayam yang mandiri dengan menggunakan bahan baku yang ada di sekitarnya, sehingga dalam jangka panjang kebutuhan pakan ternak ayam (feed additive dan feed supplement) dapat terpenuhi tanpa tergantung dari pihak pabrik.
Salah satu kendala yang dihadapi usaha peternakan ayam di desa Modopuro, Kecamatan Mojosari Mojokerto adalah adopsi teknologi peternakan yang kurang. Padahal dengan tren penggunaan bahan pakan alternatif seperti limbah mie, roti afkir dan bekatul kualitas rendah. Dalam rangka memacu produktifitas ternak agar menyamai pakan komersiil dapat dicapai melalui penggunaan aditif alami. Melalui kegiatan ini dapat membuka wawasan peternak dan kegiatan peternakannya bisa lebih sustainable.